SOKO NUSWANTORO
SOKO
NUSWANTORO
Sebuah
Pusaka Yang Terlupakan
Oleh : M. Ariffur R.
Kenapa suatu Negara wajib memiliki undang-undang yang melindungi
dan menjamin keberlangsungan bagi bangsanya, dan kenapa pula para penjabat
Pemerintah sebagai penggerak lajunya roda pemerintahan Negeri ini punya
tanggung jawab besar dalam memberdayakan potensi bangsanya, jawabnya tidak lain
adalah demi eksistensi suatu Negara itu sendiri.
Tak sedikit Negara yang hancur karena sinis dan terlalu meremehkan
bangsanya, tak sedikit pula Negara yang luluh lantah tak sedikitpun
meninggalkan sisa peradabannya hanya karena mendzolimi dan menghianati
baangsanya sendiri. Lantas apakah Idonesia akan menunggui gilirannya, dan
memiliki nasib yang sama, tentunya saya sebagai pribadi pemilik sah Negeri ini
tidak akan rela dan tidak akan menginginkan hal itu terjadi menimpa Negeri yang
saya cintai ini.
Namun untuk saat ini saya hanya bisa berharap semua pemilik Negeri
ini punya kesadaran yang sama dengan saya, yaitu kesadaran rasa memiliki.
Harapan yang sangat sederhana memang,
tapi tak lantas kita meremehkannya. Sebab denga kesadran itulah sejatinya
tonggak awal dari terciptanya baldatun toyyibatun warobbun ghofur…, berangkat
dari kesadaran yang kemudian ditopang dengan adanya semangat kebersamaan
membangun bangsa ini nantilah yang sejatinya menjadi jimat pegangan kita semua.
Bangsa adalah pondasi bagi tegaknya suatu Negara, tradisi yang
lahir dari rahim suatu bangsa adalah tiang penyangga bagi kokohnya suatu
Negara, dan situs peninggalan sejarah bangsa adalah pusaka bagi kuatnya suatu
Negara, dan satu lagi yang tidak kalah pentingnya adalah ruhuddin dan ruhudda’wah
yang kemudian terwujud dalam kesadaran dan semangat beragama, karena dia akan
menjadi benteng yang memagari Negeri ini. Demikianlah kalau boleh saya
mengatakan dengan bahasa sederhana saya.
Namun yang menjadi pertanyaanya adalah sudahkah pemerintah kita
saat ini memiliki kesadaran akan pentingnya suatu pondasi, akan pentingnya
suatu soko atau tiang, akan pentingnya suatau benteng dan pagar, dan sudahkah
mereka faham tentang pentingnya sebuah pusaka bagi Negeri ini. Seberapa jauh
mereka menuangkan perhatiannya kepada organisme penting dalam tubuh Negeri ini demi
sehatnya Indonesia kita ini. Jangan-jangan mereka memang benar-benar sudah
amnesia stadium tak terkira atau hanya mengidap penyakit rabun senja yang
datangnya juga tak terkira-kira, kadang rabun kadang tidak, rabun disaat-saat
tertentu dan awas serta tajem disaat-saat tertentu. Jawabnya adalah berdasarkan
pengamatan kita bersama selama ini, dan saya harap kita semua tidak
amnesia dan tidak sedang mengidap penyakit rabun. Kalau bagi saya pribadi, semua
itu cukup dengan kata wallohu a’lam.
Dengan demikian kalau sampai saat ini juga pemerintah kita belum
sadar dan tidak mau sadar dengan kesadaran yang demikian, maka sama artinya
mengharap kehancuran itu terjadi, karena selama ini dengan berbagai wajah
keluguannya dan sifat kecengengannya secara tidak langsung pemerintah yang
seharusnya tegas dengan posisinya malah sering mencederai dan melemahkan hati
rakyatnya sendiri.
Sifat dan karakteristik pemerintah yang demikian itu jelas sudah jauh dari kata penghargaan terhadap rakyatnya, untuk memenuhi kata memperhatikan saja belum memenuhu syarat apa lagi pada level menghargai rakyat, karena kalau memang mereka sadar dan faham bahwa selama ini bangsa kita sangat menjunjung tinggi nilai penghormatan dan penghargaan terhadap orang yang lebih sepuh diatasnya, maka pastilah mereka akan malu melihat dirinya sendiri. Sebab pada kenyataannya rakyat adalah jauh lebih sepuh daripada pemerintahannya bahkan Negara ini sendiri, jadi pantas ketika seorang juragan murka melihat kinerja para abdinya yang tidak serius dan terkesan main-main dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai abdi.
Sifat dan karakteristik pemerintah yang demikian itu jelas sudah jauh dari kata penghargaan terhadap rakyatnya, untuk memenuhi kata memperhatikan saja belum memenuhu syarat apa lagi pada level menghargai rakyat, karena kalau memang mereka sadar dan faham bahwa selama ini bangsa kita sangat menjunjung tinggi nilai penghormatan dan penghargaan terhadap orang yang lebih sepuh diatasnya, maka pastilah mereka akan malu melihat dirinya sendiri. Sebab pada kenyataannya rakyat adalah jauh lebih sepuh daripada pemerintahannya bahkan Negara ini sendiri, jadi pantas ketika seorang juragan murka melihat kinerja para abdinya yang tidak serius dan terkesan main-main dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai abdi.
Dan kalau sampai saat ini para abdi masih saja selengean dan
main-main dengan amanat rakyatnya maka sama halnya dengan merencanakan
kehancuran-kehansuran kecil untuk menuju kehancuran-kehancuran yang lebih besar
bagi Negara ini.
Negara sebagai wujud kepribadian bangsanya akan sangat sempurna
tampak pesonanya jika punya komitmen dan kesadaran mempertahankan jati diri
bangsanya, mengenal siapa dia sebenarnya dan sipa orang tau sebagai leluhurnya
yang sebenarnya. Dan saya sangat yakin Negeri ini masih memiliki hal itu.
Pesona Pesantren Sebagai Soko Penegak Eksistensi NKRI
Dalam terminologi jawa soko adalah
suatu elemen sangat……(Bersambung)
0 Response to "SOKO NUSWANTORO"
Post a Comment