Artikel Revolusi Bumi Politik
Revolusi Bumi Politik
Penolakan Ahok sebagai gubenur Jakarta, sudah tidak asing lagi di
telingga kita. Banyak pihak yang menolaknya namun ada pula yang mendukung . Hal
ini merupakan hal wajar. Perbedaan
tersebut disebabkan karena mereka memiliki sudut pandang dan dasar acuan yang
berbeda- beda. Pihak yang menolak Ahok
sebagai gubenur Jakarta disebabkan mereka berpandangan dengan ranah pribadi
atau golongannya saja. Sedangkan mereka yang mendukung Ahok berpandangan dengan
ranah public.
Kelompok yang kontra terhadap Ahok sebagai gubenur Jakarta. Berpandangan
dengan ranah pribadi dan golongannya saja. Mereka menggunakan dasar agama dan
menggunakan al-qur’an dengan sudut
pandang normatif. Sehingga kaku dan sempit tanpa melihat realitas yang dihadapi
saat ini.
Seperti kita tahu Indonesia bukanlah negara Islam melainkan negara
hukum. Berazaskan Bhineka Tunggal Ika. Negara multikural yang terdapat banyak
ras, suku, agama dan budaya. Jadi kita harus toleransi dengan pluralisme
tersebut, selama tidak menyangkut akidah agama.
Kelompok yang pro terhadap Ahok sebagai gubenur Jakarta.
Berpandangan dengan ranah public. Mereka lebih
ke historis dalam melihat suatu masalah.
Sehingga mereka dalam melihat suatu masalah lebih dikaitkan ke
realitas saat ini.
Mengenai pengangkatan Ahok sebagai gubenur Jakarta yang mengantikan
Jokowi. Perlu kita ingat kembali Undang – Undang Pemda ke Perppu (Peraturan
Pemerintah Penganti Undang – Undang) yang
baru. Mengandung makna bahwa secara aturan dan perundang – undangan,
pengangkatan Ahok sebagai gubenur Jakarta sudah sesuai dan tidak menyalahi
peraturan.
Atas dasar konstitusi yang berlaku, bukan pada figur. Kenapa dulu
milih Jokowi yang bergandengan dengan Ahok. Dimana notabennya non muslm kalau menginginkan selalu dipimpin
dari kaum muslim. Namanya suatu koridor konstusi itu tidak boleh lepas tengan
jalan. Berdasar pada perppu 203 ayat 1mengandung arti bahwa ketika Jokowi
menjadi Presiden maka secara otomatis Ahok naik sebagai gubenur Jakarta.
Setelah membahas dengan sudut pandang ranah pikiran, UU, Perppu,
pro dan kontra Ahok sebagai gubenur.
Kita akan mengambil dari sudut kaidah fiqih.
الرِّضَا
بالشئ رِضَا بِمَا يَتَوَلَهُ مِنْهُ
Artinya;
Rela
terhadap sesuatu berarti juga rela terhadap apapun yang ditimbulkan dari
sesuatu tersebut.
Apabila sutu perbuatan boleh dilakukan (disyariatkan) maka segala
dampak yang ditimbulkan oleh perbuatan tersebut dimaafkan. Dengan kata lain,
segala akibat yang ditimbulkan perbuatan yang diperbolehkan tersebut adalah
diperkenankan terjadi. Yang demikian tersebut tidak berakibat pada batalnya
tersebut atau bhkan tidak ada tangung jawab langsung dari terjadinya dampak
tersebut.
Berkaitan dengan pro dan kontra Ahok sebagai gubenur Jakarta. Berdasarkan
qoidah tersebut, mengandung makna bahwa
naiknya Ahok sebagai gubenur Jakarta merupakan konsekuensi untuk masyarakat. Ketika
masyarakat sudah rela Jokowi sebagai gubenur Jakarta dan Ahok sebagai wakilnya.
Ternyata dikemudian hari Jokowi naik sebagi Presiden RI. Maka
masyarakat juga harus menerima Ahok sebagi penggantinya karena itu sudah
menjadi konsekuesi dan itu sudah menjadi hak Ahok berdasarkan UU, Perppu,dan
konsitusi Indonesia.
Indonesia merupakan negara multikultural sehingga dalam melihat
sesuatu kita harus historis, mengunakan ranah publik. Jadi ketika kita harus
dipimpin oleh seorang yang non muslim asalkan bisa memberikan keadilan,
kemaslahatan bagi masyarakat. Tentulah hal ini tidak menjadi suatu masalah
lagi.
nama ; aini ruhayati
kelas :Wustho b
085728853046
0 Response to "Artikel Revolusi Bumi Politik"
Post a Comment